Spesifikasi Komponen Suzuki Nex (FI 110)

Spesifikasi Komponen Suzuki Nex (FI 110) – Suzuki mendesain ulang semuanya komponen mesin FV 110 dengan desain baru untuk melahirkan sepeda motor underbone yang betul-betul baru yang disebut BEST BALANCE pada efisiensi bahan bakar serta perform pengendaraan.

Perform pengendaraan yang tinggi
Mengkonsumsi bahan bakar yang rendah
Desain ulang semua komponen mesin untuk memperoleh perform yang baik. Mesin baru semuanya komponen didesain ulang gabungan pada Perform besar serta irit bahan bakar.
Irit bahan bakar
Power besar
Mesin 115 yang kuat
Mesin yang kompak. Tingkatkan Perform dengan mengubah perbandingan gigi ratio irit bahan bakar tanpa ada turunkan perform mesin. Mesin Yang enteng serta Kompak.

Mesin yang kompak serta enteng hasilkan Perform yang besar
Mengkonsumsi bahan bakar yang irit
Ruang warna kuning yaitu ukuran mesin.
Roker Arm Memakai Roller Bearing

Suzuki mendesain Komponen serta mesin FV 110 Yang benar benar baru Untuk kurangi kerugian mekanis serta hemat bahan bakar.

Kurangi Desakan Valve Spring Pada Kerugian Mekanis. 
Kurangi kerugian gesek mekanis lewat cara mengatur ulangbeban valve sping jadi lebih enteng tanpa ada turunkan performadan tentunya irit bahan bakar.

Kurangi Berat Piston Pada Kerugian Gesek Mekanis. 
Suzuki mendesain Komponen serta mesin FV 110 Yang benar benar baru Untuk kurangi kerugian mekanis serta hemat bahan bakar.

Kurangi Berat Untuk Menjangkau Hasil Gesekan Yang Minim.
Kurangi dimeter pin piston dari 14mm jadi 13mm
Kurangi tinggi piston dari 42, 4mm jadi 37, 35mm
Berat piston menyusut hingga kurang lebih 12%
Mengurang berat part mempermudah pistonmaju mudur dengan cepat
Kurangi berat Crankshaft pada kerugian mekanisMENGENAL KOMPONEN SUZUKI NEX (FV 110)
Kurangi Berat Untuk Menjangkau Hasil Gesekan Yang Minim
Kurangi diameter pin crankshaft dari 28mm jadi 25, 1mm
Kurangi crankshaft jurnal dari 35mm jadi 22mm
Kurangi panjang conrod dari 102, 7mm jadi 97, 2mm
Kurangi lebar situs crankshaft dari 42mm jadi 40mm
Kurangi diameter situs crankshaft dari 107mm jadi 96, 2mm

Dasar-dasar F1 

Kombinasi Bahan Bakar 
Kombinasi bahan bakar yang masuk kedalam ruangan bakar mesin mesti dalam keadaan gampang terbakar, supaya bisa hasilkan efisiensi tenaga yang maksimum. kombinasi yang belum juga prima juga akan susah terbakar apabila tidak dalam betuk gas yang homogen. bensin tidak bisa terbakar dengan sendirinya, mesti digabung dengan udara dalam ukuran yang pas. perbandingan kombinasi udara serta bensin ini begitu memengaruhi bahan bakar.

Perbandingan udara serta bahan bakar dinyatakan berbentuk volume atau berat dari sisi udara serta bahan bakar. Bensin mesti terbakar keseluruhannya agar bisa hasilkan tenaga besar pada mesin serta meminimalisir tingkat emisi gas buang dari mesin. dengan teori perbandingan udara serta bahan bakar yaitu 15 : 1 yakni 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin. Pada keadaan sesungguhnya, mesin membutukan kombinasi udara serta bensin dalam perbandingan yang tidak sama, bergantung pada temperatur, kecepatan putaran mesin, beban serta keadaan yang lain. berikut ini perbandingan kombinasi udara serta bensin dengan teoritas yang diperlukan mesin sesuai sama keadaan.

Waktu mesin di starter (dingin) 2-3 : 1
Hangat 7-8 : 1
Pada putaran stationer (idling) 8-12 : 1
Jalan normal dengan beban enteng 15-17 : 1
Beban berat 11-13 : 1
Waktu percepatan (tariakan) : berfariasi bergantung dari langkah percepatan

Prinsip kerja karburator sama juga dengan prinsip kerja semprotan serangga. saat udara ditekan, jadi cairan yg ada dalam tabung juga akan terhisap serta bersama dengan udara terkarburasi keluar gas, kombinasi udara serta bensin masuk dalam ruangan bakar karna ada hisapan vacum yang dibuat oleh langkah piston (langkah hisap).

Pada karburator dengan system fuel injection (F1) sesungguhnya memiliki maksud sama yakni memberi kombinasi udara serta bensin dalam jumlah yang pas sesuai sama tuntutan keadaan kerja mesin. cuma cara pencampuran saja yang berlainan, sedang pada system fuel injection penginjeksian dikerjakan dengan elektronik, bensin disemprotkan buakn berdasar pada kevakuman pada intake tetapi karna ada tanggapan pada satu tanda listrik dari ECM (engine control modul) ke injector.

F1 SYSTEM WIRING DIAGRAM 

Beberapa Basic Injeksi 
System pengontrolan penginjeksian bahan bakar saat ini berkembang dengan cepat terlebih pada mesin bensin, meskipun mesti kita ingat kalau penguraian bahan bakar hasil pembakaran berbentuk gas buang yang bersih, membatsi penggunaan bahan bakar untuk penuhi tuntutan itu, sepeda motor dengan kekuatan tinggi mempergunakan electronik control fuel injection yang ditata oleh sensor-sensor yang terima tanda untuk mengatur kombinasi bahan bakar dengan prima serta hasilkan emisi yang ramah lingkungan.

Banyak bensin yang disemprotkan mesti sepadan dengan jumlah udara yang masuk kedalam silinder, makin banyak udara yang mengalir masuk dalam silinder jadi bensin mesti makin banyak disemprotkan. makin sedikit udara yang masuk, jadi volume bensin yang disemprotkan juga sedikit.

System Fuel Injector 

Kontruksi Basic Injection 
Sepeda motor suzuki di indonesia mulai tehnologi fuel injection sesuai sama perubahannya jadi aspek yang memastikan motor injeksi bekerja dengan baik ditata oleh ECM (engine control modul) berdasar pada input dari intake air pressure sensor (IAP), crankshaft position sensor (CKP), throttle position sensor (TP) serta sensor yang lain untuk kirim tanda penginjeksian. Banyak bensin yang disemprotkan mesti sepadan dengan jumlah udara yang masuk kedalam silinder, jadi bensin mesti makin banyak disemprotkan. makin sedikit udara yang masuk, jadi volume bensin yang disemprotkan juga makin sedikit.

Mesin tidak bisa bekerja dengan baik cuma dengan basic injection volume, karna mesin bekerja pada beragam keadaan, oleh karenanya dibutuhkan perlengkapan penambahan sensor2 koreksi untuk mengatur perbandingan udara serta bahan bakar pada beragam keadaan kerja mesin.


Garis Besar System Super Injeksi FI 110 

Engine Control Modul (ECM)
Engine control modul (ECM) terbagi dalam micro computer memory (rom/ram) serta in/out unit. keseluruhannya kelengkapan ECM ini di bawah kontrol system electronic yang berperan bukan sekedar mengotrol fuel injector, engine temperatur sensor (ET), Panduan – over sensor (TO), crank position sensor (CKP) serta sensor –sensor yang lain. karna ECM ini terbagi dalam micro computer jadi jangan pernah menjatuhkan ECM baik berniat ataupun tidak berniat yang bisa menyebabkan rusaknya ECM.

Engine Temperature Sensor (ET) 
ET yaitu sensor temperatur silinder yang dipasang di bagian kanan silinder digunakan untuk mendeteksi temperatur silinder. sensor ini adalah type thermistor (kendala yang beralih menurut suhu) serta memasukan tanda ke ECM jadi nilai tegangan. Tanda ini digunakan untuk memberi kompensasi jangka waktu injeksi bahan bakar, saat pengapian dan lain-lain. Sensor ini digunakan untuk mendeteksi panas mesin yang terlalu berlebih, mengingat ECM dapat mendeteksi suhu serta gradient perubahan suhu. (voltase output sensor ET (oranye/hitam-coklat/hitam) sebaiknya sekitar 0, 1 v ≤ voltase sensor, 4, 7 v), serta kunci kontak pada tempat ON.

Intake Air Pressure (IAP) 
IAP sensor berperan untuk mensensor desakan intake jadi basic perhitungan jumlah udara yang masuk yang ada didalam sensor ini juga akan hasilkan tanda tegangan yang selekasnya di kirim ke ECM. Oleh ECM tanda tegangan ini dipakai untuk memastikan basic injection time. makin tinggi desakan di intake makin besar tanda voltage yang didapatkan. IAP sensor (intake air pressure), untuk letak dari IAP sensor, IAP sensor terdapat disamping kanan throttle body serta jadi satu dengan TP sensor (throttle position) serta IAT sensor (intake air temperature) yang ada. (voltase output sensor IAP sebaiknya sekitar 0, 2 V ≤ voltase sensor 4, 5 V) Serta kunci kontak pada tempat ON.

Throttle Position (TP) 
TP sensor berperan mendeteksi pojok pembukaan throttle valve bila throttle valve bergerak jadi TP sensor juga akan mendeteksi perubahan pembukaan throttle valve Yang aka hasilkan tanda tegangan yang selekasnya di kirim ke ECM. Oleh ECM tanda tegangan ini dipakai untuk memastikan basic injection time. Makin besar bukaan throttle makin besar tanda voltage yang didapatkan. (voltase output sensor TP sebaiknya sekitar 0, 3 V ≤ voltase sensor 4, 7 V), serta kunci kontak pada tempat ON.

Intake Air Temperature (IAT) 
IAT berperan untuk mendeteksi temperatur udara masuk sensor ini sama peranannya dengan ET sensor yang memberi tanda ke ECM, tanda ini dipakai untuk memberi kompensasi jangka waktu injeksi bahan bakar yang memiliki sifat makin panas temperatur jadi nilai tahanannya makin kecil. karna nilai tahanan pada sensor beragam karena perubahan temperatur jadi tegangan yang mengalir dari ECM akan beragam. Macam tegangan berikut yang jadikan basic ECM untuk memastikan temperatur udara masuk yang pas jadi input ECM untuk memastikan jumlah bensin yang disemprotkan oleh injektor. (voltase output sensor IAT sebaiknya sekitar 0, 1 V ≤ voltase sensor 4, 6 V) serta kunci kontak pada tempat ON.

Crank Position Sensor (CKP) 
CKP sensor di pakai jadi sensor paling utama untuk mendeteksi putaran mesin, output tanda dari CKP sensor di kirim ke ECM untuk memastikan besarnya basic injection volume. Terkecuali dipakai untuk mediteksi putaran mesin, CKP sensor diogunakan jadi sensor paling utama system pengapian. Output tanda dari CKP sensor dipakai ECM untuk menetukan ignition timing. (tahanan sensor CKP = 180 – 280 ohm)

Fuel Injector 
Injector bahan bakar adalah katup elektromagnetik yang dioprasikan lewat tanda ECM. Saat tanda injeksi disalurkan ke injector bahan bakar, injector yang dikombinasiakan jadi satu dengan fuel pump.


Sekianlah kajian tentang Spesifikasi Komponen Suzuki Nex (FI 110) mudah-mudahan dengan terdapatnya penjelasan itu bisa bermanfaat serta beramanfaat untuk anda semuanya, terima kasih banyak atas kunjungannya.

SALAM ELIT GLOBAL..